Rabu, 15 September 2010

The Shrimp City

Biar blog ini gak sepi-sepi banget, dan kebetulan sang empunya blog lagi terkena insomnia sehingga pada pukul 01.02 seperti yang terlihat pada jam di komputer saya, ternyata masih gak bisa tidur juga, maka alangkah baiknya kalo blog ini mulai diberi isi-isian.

Tadinya saya sempet kepikiran mau mosting sesuatu yang seolah-olah sangat ilmiah dan spektakuler. Namun apa daya karena otak tak sampai, maka niat itu pun saya urungkan. Kemudian juga sempet kepikiran buat mosting konten-konten berbau BB17, tapi jangan ah. Ntar blog ini jadi koit sebelum berkembang. Setelah melalui perenungan yang cukup lama, maka saya pun memutuskan untuk mosting sedikit hal mengenai kota kelahiran saya, Cirebon.

Inilah letak kota tempat saya dilahirkan kalo dilihat pada peta, yang saya ambil gambarnya dari birdflucorner.wordpress.com (numpang pake ya, masganbro?).

Biar gak formal-formal banget dan gak usah terlalu panjang lebar, maka saya gak akan mengetik macem-macem mengenai sejarah cirebon, letak geografisnya, dan seterusnya. Kayaknya udah banyak blog yang bikin hal seperti itu. Jadi saya putuskan untuk tidak ikut-ikutan, daripada jatuhnya malah cuma copy paste doang (padahal alesan aslinya karena saya lagi males...halah!!).

Kota Cirebon ini adalah kota dengan sejuta kesan bagi orang-orang yang pernah menyinggahinya maupun bagi penduduknya sendiri (ya iyalah...). Mungkin sebagian menganggapnya sebagai kota wali/kota santri, karena di sinilah pusatnya Kanjeng Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam di wilayah Jawa bagian barat. Karena itu pula Cirebon sering menjadi salah satu daerah tujuan wisata religi.

Selain itu, kota kelahiran saya ini juga dikenal sebagai salah satu surga bagi para pencinta kuliner. Banyak kuliner makcrot (upsss...), maksud saya maknyos, yang bikin ketagihan buat makan lagi, lagi, dan lagi. Termasuk bagi saya sendiri yang setiap habis pulang kampung pasti mendapat masalah penambahan berat badan yang spektakuler akibat mengalami kekalapan bin lupa daratan kalo udah menghadapi aneka ria kuliner cirebon.

Emang apa aja sih jenis-jenis kuliner khas cirebon itu, kk?
Banyak lah
Ya apa aja, sebutkan dan jelaskan donk?
Buset dah, udah kayak soal ujian aja. Gw sebutin doang ya, penjelasannya ntar-ntaran (dasar pemalas!!)

Mungkin para pembaca (kira-kira ada gak ya yang baca blog ini?) sering mendengar nasi jamblang, empal gentong, nasi lengko, docang, tahu gejrot? Enak toh, mantep toh (kok jadi mbah sirup, eh...surip?)? Atau udah pernah nyobain sirup tjampolay? Mantep juga toh? Dan tentu aja udang rebon yang membikin kota ini disebut sebagai kota udang. Buset dah...kenapa gw bahas makanan di waktu tengah malem gini...kan jadi laper lagi deh...

Yang jelas di kota ini banyak kenangan, suka maupun (banyak banget) duka...duka...duka...yang kurasakan. Masih selalu teringat saat-saat menyusuri sepanjang jalan kenangan, muter-muter di hampir setiap sudut kota ini, dari ujung ke ujungnya telah kulewati. Aku selalu pergi ke sana, dengan harapan bahwa dia akan berada di sana, menantikan diriku. Mengulang kembali saat-saat rendezvous berdua. Masih selalu terbayang-bayang, manis dalam kenangan.....stop here. Kayaknya dari tadi gw kebanyakan menyitir lagunya Dewi Yull (yang coincidentally adalah juga wong cerbon). Tapi jujur saja itu emang benar-benar pernah terjadi. Saat-saat lontang-lantung jalan kaki keliling kota cirebon, ke berbagai tempat yang memiliki berbagai kenangan (di mana aja tuh? Next postingan aja ya...).

Mungkin anda bertanya, kok kenapa jalan kaki? Gak naik kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Jawaban normatif saya adalah saya ingin lebih dekat merasakan keindahan cirebon pada setiap sudutnya, pada setiap jengkalnya. Karena ketika saya jauh, pasti akan sangat saya rindukan. Kalo jawaban jujur sejujur-jujurnya? Karena saya waktu itu mengalami sakukurata stadium akhir, ditambah dengan kenyataan bahwa saya gak punya kendaraan pribadi.

Trus apa lagi? Terus, terus. Emangnya tukang parkir. Halah...!!

Gimanapun rasa cinta saya kepada kota ini gak akan pernah hilang. Kemana pun saya pergi, mudah-mudahan saya akan selalu kembali.

Udah dulu ya, kekurangwarasan sang empunya blog makin menjadi-jadi. Lebih baik off daripada jadi makin ngaco.

Senin, 13 September 2010

Bikin blog lagi

Setelah sekian lama baca macem-macem blog dan sempet bikin blog sendiri (walaupun gak keurus), akhirnya sekarang gw bikin blog lagi.

Mudah-mudahan yang ini gak terbengkalai seperti yang sudah-sudah.

Saatnya mencari inspirasi, agar blog ini dapat diisi dengan segala macem isi-isian yang berisi dan bukan ngakunya berisi tapi aslinya malah gak punya isi (apaseh...)